Entri Populer

Jumat, 17 Desember 2010

BUDIDAYA KACANG TANAH

BERCOCOK TANAM KACANG TANAH*)



I. PENDAHULUAN

Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis.
Kacang tanah sebagai bahan pangan kaya dengan lemak (40,50%), mengandungi protein yang tinggi (27,0%), zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur dan kacang soya. Kacang tanah juga dikatakan mengandung bahan yang dapat membina ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit. Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat mencegah penyakit jantung. Kacang tanah mengandung Omega 3 yang merupakan lemak tak jenuh ganda dan Omega 9 yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Dalam 1 0ns kacang tanah terdapat 18 gram Omega 3 dan 17 gram Omega 9. Kacang tanah mengandung fitosterol yang justru dapat menurunkan kadar kolesterol dan level trigliserida, dengan cara menahan penyerapan kolesterol dari makanan yang disirkulasikan dalam darah dan mengurangi penyerapan kembali kolesterol dari hati, serta tetap menjaga HDL kolesterol (Vyan, 2009).
Kacang tanah di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau (Liptan 2002)

)
II. SYARAT TUMBUH KACANG TANAH

A. Iklim
Iklim yag perlu diperhatikan dalam budidaya kacang tanah yaitu meliputi curah hujan, suhu udara, kelembaban udara, dan penyinaran matahari. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah.
Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–32 0C. Bila suhunya di bawah 10 0C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.

B. Media Tanam

Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0–6,5. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi penanaman. Tanah berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah.

C. Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.

III. CARA BERCOCOK TANAM KACANG TANAH

Di Indonesia produksi tanah, diantara jenis kacang-cangan lainnya menempati urutan kedua setelah kedelai. Rasyid (2002), mengungkapkan bahwa kendal-kendala yang dihadapi untuk meningkatkan produksi tanaman kacang tanah, di antaranya sebagai berikut:
a). Pengolahan tanah yang kurang optimal sehingga drinase butuk dan struktur tanah padat,
b). Pemeliharaan tanaman yang kurang optimal,
c). Serangan hama dan penyakit 9bercak daun, karat, virus, dan layu bakteri),
d). Penanaman yang masih menggunkanan varietas yang bermutu rendah.
Permasalahn-permasalahan tersebut harus segera diatasi, sehingga prokuksi kacag tanah dapat ditingkatkan. Dalam budidaya kacang tanah yang harus diperhatika sehingga produksinya dapat maksimal yaitu harus melalui tahapan-tahapan yang dianjurkan
A. Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah:
1). Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
2). Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
3). Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
4). Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
5). Kadar air benih berkisar 9-12 %.
Penyiapan benih kacang tanah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1). Benih dilakukan secara generatif (biji).
2). Benih sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
3). Benih yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan.
4). Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai Sertifikasi Benih.
Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut:
1). Daya hasil tinggi.
2). Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
3). Hasilnya stabil.
4). Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
5). Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.

B. Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan
Pengukuran luas lahan sangat berguna untuk mengetahui berapa jumlah benih yang dibutuhkan. Kondisi lahan yang terpilih harus disesuaikan dengan persyaratan tanaman kacang tanah.
2) Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuanpembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada. Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan mesin traktor. Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau oleh alat bajak dan alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.
3) Pembentukan Bedengan
Untuk memudahkan pengaturan penanaman dilakukan pembedengan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam jarak tanam cukup 0,5 m dan untuk lahan yang tidak begitu miring bisa antara 30–40 meter. Sedangkan untuk tanah datar, luas bedengan adalah 10 – 20 meter atau 2 x 10 meter. Ketebalan bedengan antara 20–30 cm.
4) Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam, perlu dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata. Selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
5) Pemberian pupuk hayati MiG-6PLUS saat pratanam (3hari sebelum tanam).
Berikan pupuk hayati MiG-6PLUS pada permukaan lahan dengan cara di semprot/disiramkan secara merata, dosis yang dibutuhkan adalah 2 liter per hektar. Pada lahan kering, aplikasi MiG-6PLUS sebaiknya pada sore hari.
6) Pemupukan
Pemupukan adalah untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Jenis dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah Urea=60–90 kg ditambah TSP=60–90 kg ditambah KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan di kanan dan kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm.

C.Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
2) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang telah ditentukan di atas.
3) Cara Penanaman
Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi. Masukan benih satu atau dua butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering adalah pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II). Sedangkan untuk lahan bukaan terlebih dahulu dilakukan inokulasi rhizobium (benih dicampur dengan inokulan dengan dosis 4 gram/kg) kemudian benih langsung ditanam paling lambat 6 jam.

D.Pemeliharaan Tanaman
1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tubuh waktu penyulaman diharapkan secepat mungkin hal ini diharapakan agar tanaman mempunyai pertumbuhan yang seragam.
2) Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan petanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar. Menurut Rasyid (2000), kacang tanah sangat peka terhadap persaingan dengan tanaman penggangu, seperti rumput-rumputan dan alang-alang. Pada saat penyiangan juga akan dilakukan pengemburan tanah yang sangat berakibat baik bagi tanaman, sehingga perakaran tanaman akan pertumbuhan yang baik.
Penyiangan dilakukan diantara barisan tanaman pada saat tanaman telah berumur 2-4 minggu. Tanaman kacang tanah tidak perlu dibumbun. Karena dapat memicu serangan hama dan penyakit busuk batang cendawan. Saat tanaman berbunga yaitu berumur 4 -6 minggu sebaiknya tidak dilakukan penyiangan karena akan merusak bunga yang mengakibatkan gagalnya penyerbukan (Sumarno, 1987).
4) Pemupukan
Pemupukan memegang peranan penting dalam peningkatan produksi kacang tanah. Pupuk yang perlu diberikan dalam budidaya kacang tanah yaitu meliputi Nitrogen, phospor, dan kalium. Menurut Rasyid (2000), meskipun tanaman kacag tanah termasuk dalam golongan tanaman leguminoseae tetapi tetap perlu pemupuka nitrogen, hal ini karena kemampuan kacang tanah dalam mengikat nitrogen baru dimiliki pada umur 15-20 hari setelah tanam. Pupuk phospat berfungsi untuk mendorong pertumbuhan awal akar sehingga daya serap hara meningkat. Bagi kacang tanah P dibutuhka lebih banyak dibandingkan dengan N. Kalium berperan dalam fotosintesis, translokasi hasil fotosintesis, regulasi stomata, dan mengaktifka fungsi enzim. Berikut dosis pupuk N, P, dan K yang harus diberikan N 15-20 kg/h, P 45 kg/h, dan K 50-60 kg/ha.

E. Panen

Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain:
a) Batang mulai mengeras.
b) Daun menguning dan sebabian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
c) Warna polong coklat kehitam-hitaman.
Cara panen kacang taah yaitu dengan pencabutan tanaman, lalu memetik polong (buahnya) terus bersihkan dan dijemur matahari, memilih bila diperlukan untuk benih dan seterusnya dilakukan penyimpanan, untuk konsumsi bisa di pasarkan langsung atau bisa langsung dibuat berbagai jenis produk makanan.

F. Pasca Panen

1. Pengumpulan, Penyortiran dan Penggolongan
Kumpulkan brangkasan tanaman kacang tanah ditempat strategis. Setelah dikumpulkan kacang dirontokan. Setelah dirontokan kacang dipih. Cara pemilihan polong yaitu pemilihan polong berdasarkan derajat ketuaan dengan memisahkan polong yang tua dan polong yang muda, lalu seleksi polong yang rusak atau busuk untuk dibuang. Sehingga akan dihasilakan hasil panen yang berkualitas.
3. Penyimpanan
Ada beberapa cara pemisaha hasil kacang tanah yaitu:
a) Penyimpanan dalam bentuk polong kering, masukan polong kering kedalam karung goni atau kaleng tertutup rapat lalu disimpan digudang penyimpanan yang tempatnya kering.
b) Penyimpanan dalam bentuk biji kering.
c) Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas kacang tanah. Jemur (keringkan) biji kacang tanah hingga berkadar air 9% lalu masukan ke dalam wadah.
4. Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan bisa dilakukan untuk produk mentah/polong mentah dalam bungkus plastik per 10 kg. Dapat juga berupa kemasan kue atau bentuk makanan yang sudah dimasak seperti kacang rebus, kacang goreng dan berbagai jenis kue dari kacang tanah. Untuk pengangkutan pada prinsipnya yang pentuing kondisi komoditi tersebut tidak rusak.

DAFTAR PUSTAKA

Liptan. 2000. Paket Teknologi Anjuran Budidaya Kacang Tanah. Instalasi Penelitian dan Pengkajian teknologi Pertanian Mataram, Mataram.

Rasyid, H.A. 2002. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sumarno. 1987. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru, Bandung.

Vyan. 2009. Kacang Tanah Manfaat dan Dampaknya. http://vyanrh.wordpress.com/2009/08/03/kacang-tanah-manfaat-dan-dampaknya/. Diakses tanggal 15 Oktober2010.